Penelitian dari asosiasi pengacara di Italia, yakni Italian Association of Matrimonial Lawyers, melaporkan bahwa 40 persen kasus perceraian yang terjadi di negara tersebut menggunakan percakapan via WhatsApp sebagai barang bukti kongkrit.
"Memang dengan adanya sarana media sosial telah meningkatkan angka perselingkuhan di Italy. Sebab dulunya hanya melalui SMS saja, dilanjut oleh Facebook, dan kini menggunakan WhatsApp yang semakin hari semakin populer," ujar Gian Ettore Gassani, selaku ketua asosiasi pengacara terkait.
Lalu menurutnya, di zaman modern ini orang-orang bisa memanfaatkan layanan semacam itu untuk menjalin hubungan kasih dengan tiga atau empat orang sekaligus, seperti dilansir Independent.
Dengan adanya temuan fakta tersebut rupanya sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara media sosial dan perceraian suami istri.
Di tahun 2012, sebuah asosiasi pengacara di Inggris melaporkan sepertiga dari perceraian yang terjadi di Inggris menggunakan Facebook sebagai barang bukti di pengadilan.
Dilanjut, pada tahun 2013 kemarin, ada sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Cyberpsychology Behavior and Social Networking yang menyatakan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan cenderung akan memicu seseorang untuk berselingkuh dengan kekasih lamanya.
Dengan adanya temuan fakta tersebut rupanya sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara media sosial dan perceraian suami istri.
Di tahun 2012, sebuah asosiasi pengacara di Inggris melaporkan sepertiga dari perceraian yang terjadi di Inggris menggunakan Facebook sebagai barang bukti di pengadilan.
Dilanjut, pada tahun 2013 kemarin, ada sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Cyberpsychology Behavior and Social Networking yang menyatakan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan cenderung akan memicu seseorang untuk berselingkuh dengan kekasih lamanya.
