Banyak Cara Membangun Usaha Menggunakan Jaringan Internet -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Banyak Cara Membangun Usaha Menggunakan Jaringan Internet

Saturday, March 23, 2019

FauzianBlog - Mungkin kebanyakan orang tua di Indonesia menganggap bahwa anak mereka akan sukses jika anaknya menjadi pegawai negeri sipil, polisi, tentara, atau pun karyawan. Hal seperti itu juga dialami oleh orang tua Harsono, lelaki kelahiran Semarang, berumur 35 tahun. Bagaimana tidak menuntut untuk bekerja, sebab orang tuanya menyekolahkan Harsono sampai lulus sarjana hukum (SH), dan mengharapkan setelah selesai kuliah anaknya bisa bekerja sesuai dengan ijazah yang didapatkannya.

Setelah beres, Harsono mencoba untuk melamar berbagai pekerjaan dengan bermodalkan sarjana hukum yang disabetnya.
"Sudah berbagai tes saya ikuti, bahkan melamar menjadi hakim dan anggota TNI. Akan tetapi tidak ada satu pun dari berbagai tes tersebut yang berhasil lolos dan bisa diterima mendapatkan pekerjaan untuk saya,”

Sudah beberapa kali gagal dalam tes pekerjaan yang diikuti, dan akhirnya Harsono memilih untuk merintis usahanya sendiri saja daripada harus bekerja kepada orang lain. Tentu saja orang tuanya marah dan tidak merestui Harsono untuk membuat usaha sendiri, sebab mereka masih berkeinginan anaknya bekerja sebagai Tentara ataupun PNS. Berkat keyakinan yang kuat, Harsono tetap teguh pada pendiriannya, lalu memulai usahanya tersebut dari nol.

Tidak butuh waktu lama setelah memutuskan usaha sendiri, lalu Harsono memproduksi berbagai macam tas, macam tas ransel, tas kamera, tas punggung, dan juga tas carrier (tas untuk naik gunung). "Memang ini berawal dari hobi saya mendaki. Oleh sebab itu, akhirnya saya membuat macam-macam tas, utamanya tas gunung. Hanya dengan bermodalkan Rp 400 ribu cukup untuk membuat 20 tas yang berhasil dijual dengan harga keseluruhan 1,4 juta rupiah, walhasil saya bisa meraup keuntungan bersih sebesar 1 juta rupiah,” ungkap Harsono.

Bisa memproduksi tas, ternyata Harsono belajar sendiri, hanya dengan gambar tas yang didapatkan via internet kemudian dibuat model contohnya. Akhirnya usaha produksi tas yang dirisntis Harsono pun lama-kelamaan semakin besar saja. Bahkan dia pernah mendapatkan kontrak selama setahun dari produsen permen karet Yosan untuk membuat tas ransel berjumlah 400 tas per minggunya, atau jika dihitung per tahun sekitar 16.000 tas.

Seperti usaha yang lainnya, pasti akan ada pasang surut seperti ombak. “Saat bencana gempa bumi yang melanda kota Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 sangat memukul usaha produksi tas yang saya punya. Bahkan beberapa penjual tas di kota Yogyakarta yang saya suplai sampai menunggak pembayaran tas yang diambil dari saya sampai berbulan-bulan” papar Harsono.

Bahkan setelah terjadinya Gempa Yogya, usaha yang Harsono buat sempat naik turun, terlebih lagi ketika dia menikah dan kemudian memunyai keturunan. Otomatis keuangan sempat tersedot membiayai keluarga barunya itu.

Akan tetapi perlahan usaha Harsono berdiri tegak lagi. Terlebih ketika dia mulai mengenal dunia jual beli dalam jaringan online. “Memang benar. menjual tas melalui online lebih menguntungkan daripada melalui luar jaringan, sebab perputaran uangnya lebih cepat sekali. Jika menjual tas melalui offline pembayarannya bisa sampai 1-2 bulan atau bahkan lebih sehingga menganggu cash flow usaha karena modalnya tertahan di pembelian. Namun, jika menjual tas melalui online, tentu saja transaksi pembelian terjadi setiap hari dan langsung dibayar jika sudah terjadi kesepakatan dikedua belah pihak antar penjual dan pembeli,” Harsono melanjutkan.

“Masa awal bergabung di Bukalapak.com adalah masa berdarah-darah. Setiap hari paling hanya bisa mendapat 1-2 transaksi atau bahkan tidak ada transaksi sama sekali. Namun ketika sudah mendapatkan 80-100 feedback positif, jualan saya semakin terasa kencang. Jadi kuncinya adalah mendapatkan kepercayaan konsumen sehingga mereka mau memberikan feedback positif kepada kita sebagai pelapak (penjual),” jelas Harsono.


Dan pada akhirnya, sekarang Harsono mempunyai 8-10 transaksi per hari dengan omzet per bulan bisa mencapai Rp 80 juta. Jenis tas yang paling laku adalah tas kamera yang transaksinya bisa mencapai 20 tas per minggu, tas punggung transaksinya bisa mencapai 15-20 tas per minggu, dan tas carrier 60 liter mencapai 10 tas per minggunya.