Gara-gara Cinta, Wanita Pemabuk Ini Akhirnya Menjadi Mualaf -->
Selasa, 3 Juni 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Gara-gara Cinta, Wanita Pemabuk Ini Akhirnya Menjadi Mualaf

Saturday, December 20, 2014

WartaOnline - Kali ini Warta Online akan mengangkat kisah mengenai hidup Claire Biskill. Seorang mualaf asal Britania Raya. Setelah masa muda perempuan 37 tahun tersebut dilewatkan dengan berpesta pora. Hari-hari nya dihabiskan untuk menenggak minuman beralkohol. Lalu menari di bar dengan setengah telanjang saat waktu malam datang. Alhasil pergaulannya pun sungguh bebas sekali.

“Saya sebelum menjadi seorang ibu, saya selalu berpikir tidak masalah membawa pulang seorang lelaki setelah keluar malam hari,” ungkap Claire seperti dikutip dari dari Mirror.co.uk

Walhasil kehidupan Claire saat Muda sangatlah jauh dari kata sehat. “Dulu saya bisa merokok sampai 40 batang sehari. Saya seperti cerobong asap dan hampir selalu memegang rokok di tangan saya untuk dihisap.”

Pada tahun 2012 lalu, wanita yang punya tiga anak, yang masing-masing berusia 18, lalu 16, serta 6 tahun itu belajar burlesque atau biasa disebut penari opera. Dan sejak itu, dia secara rutin menari-nari sembari mengumbar bagian tubuhnya itu.

“Memang saya menari secara rutin, dari mulai berpakaian dan berakhir hanya dengan pakaian dalam saja,” papar Claire kepada Mirror. Dengan gaya hidup seperti itu berimbas pada keluarga Claire. Lalu rumah tangga yang dia bina selama delapan tahun harus kandas pada 2013 lalu.

Pada tahun yang sama, Claire Biskill memperdalam ilmu pariwisata pada sebuah perguruan tinggi di Inggris. Lalu keputusan inilah yang menuntunnya menemukan ajaran agama Islam. Dan di tengah masa belajar tersebut, ia berkunjung ke Gambia.Sehingga kunjungan yang dilakukan tahun itu telah mempertemukannya dengan pria bernama Sarif Jallow asal Gambia.

Lelaki berusia 28 tahun yang baik hati serta hangat kepada semua orang. Sejak saat itu, Claire Biskill pun langsung jatuh cinta kepadanya. “Dan ini cinta pada pandangan pertama bagi saya. Ia seorang guru serta sangat cerdas dan baik hati kepada saya,” lanjut Claire.

“Disaat hari terakhir perjalanan pada bulan Maret silam ia berkata mencintai saya. Lalu saat tiba di bandara saya menangis dan terus menangis selama tiga jam tanpa berhenti,” lanjutnya.

Setelah Claire sampai di Inggris, lalu Claire menerima telepon dari Sarif Jallow. Dari waktu satu pekan itu, lelaki yang baru dikenal tersebut selalu menelepon di waktu malam hari. Sampai pada akhirnya dia melamar Claire melalui telepon jarak jauh. Alhasil hati ibu tiga anak ini pun tergetar hebat.
Akan tetapi Claire baru menyadari. Bahwa keyakinannya berbeda dengan yang dipegang oleh Sarif yang beragama Islam. Maka dari itu dia mencari tahu tentang ajaran Islam, karena dalam setiap telepon itu Sarif juga berbicara tentang agama yang dia anut.

“Dengan cepat saya merasa nyambung sekali. Karena agama ini [Islam] berisi kan mengenai perdamaian, serta empati, lalu cinta, dan juga kebaikan kepada semua orang, dan akhirnya semuanya saya yakini. Karena saya sadar, saya harus menjadi seorang Muslim,” ujar Claire.

Keputusan Claire untuk menjadi seorang mualaf semakin kuat saja. pada bulan Juni yang lalu, Claire resmi mengucap Syahadat. Lalu nama Claire Biskill pun diganti dengan nama Jameela tak lama setelah itu.

Dengan cara perlahan dia pelajari agama barunya itu. Lalu pada bulan Ramadan kemarin, ia juga turut berpuasa seperti orang-orang lainnya. “Karena memang itu sulit, akan tetapi sangat memuaskan bagi saya. Saat pikiran romantis dilarang selama bulan Ramadan tersebut, sehingga saya tidak berbicara dengan Sarif di siang hari karena mendengarkan suaranya bisa membangkitkan syahwat untuk dirinya.”

Claire Biskill juga telah menceritakan masa lalunya kepada lelakinya itu.Lalu pemuda yang dia cinta itu tercengang hebat. Akan tetapi dia bisa menerima karena kemauannya untuk berubah sudah merupakan suatu hal hebat.

Dan kini, wanita bernama Jameela benar-benar belajar hidup sebagai Muslimah sejati. Ia mulai belajar berkerudung sejak dini. Serta menyantap makanan halal pula. “Memang saya berjalan sepuluh mil hanya untuk memastikan membeli makanan halal saja,” kata Claire sambil tersenyum.

Dari kebiasaan lama yang penuh dengan kehidupan glamor juga dia hilangkan. Dan juga bar yang dulu menjadi rumah ke duanya sudah tak pernah dia datangi. “Kalau mengingat masa lalu saya tidak bisa membayangkan saat memamerkan tubuh saya seperti itu [menari burlesque]. Maka dari itu saya sangat malu dengan perilaku saya dulu.”

Loading